Indahnya berbagi

Memberi dan indahnya berbagi sering sekali aku dengar atau lihat dalam bentuk tulisan maupun slogan di acara TV,internet maupun renungan. Berbagi, memberi, yah sebuah kata yang terdengar simple dan mudah, namun begitu berat untuk dilakukan (bahkan dalam diriku ini). Terkadang timbul sebuah pertanyaan, apa yang harus ku beri, sedangkan aku tak memiliki?.Sebuah pemikiran yang naïf, sebuah rasa kufur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada diriku.Ternyata begitu banyak yang bisa kuberi, ternyata begitu banyak yang mampu aku berikan untuk orang orang di sekelilingku, namun karena selama ini tidak adanya keinginan untuk menggali maka tiada banyak yang aku ketahui bahwa aku mampu memberikan sesuatu kepada mereka yang berada di sekitarku.

Memberi tanpa harus mengharap kembali, seperti pepatah lama. Kasih ibu sepanjang masa, selalu memberi tak harap kembali. Seperti itulah. Mengimplementasikan dalam kehidupan sehari hari. Dan selalu berjiwa lapang.

Memberi bukan untuk dikenang jasanya, memberi bukan untuk di ingat, memberi bukan untuk di sanjung. Namun memberi karena kita butuh untuk memberi. Karena kita senang dan hobi. Mampukah kita menjadikan tindakan memberi itu menjadi suatu hobi??

Memberi bisa di mulai dari diri sendiri. Mampukah kita memberi rasa adil kepada diri kita? Mampukah kita memberi rasa nyaman kepada diri kita, mampukah kita membagi waktu untuk diri kita? Sudah kah kita memberikan yang terbaik untuk diri kita?

Memberi kepada sang pentipta Allah SWT, mampukah kita bertransaksi kepada Allah, dalam setiap ibadah kita, kita perbanyak ibadah kita, perbanyak rasa syukur dan rasa cinta kepada Allah?. Kadang kita sendiri sering terlena, doa yang kita panjatkan kadang lebih lama dibandingkan bacaan bacaan sholat yang kita baca. Seperti kadang ketika tiba panggilan adzan, sering kali kita menomer 2 kan, “nanti dulu ah”, “bentar lagi ah”, “masih tanggung ah”. Namun takala doa kita tidak langsung di ijabah, sering kita merasa sangsi apakah akan di ijabah, di Kabul apa ngga ya. Terlalu banyak yang kita minta kepada Allah SWT dibanding apa yang telah kita berikan kepada Nya.

Berbagi dengan sahabat dan kerabat. Kadang ini menjadi suatu pokok permasalahan, dimana masing masing merasa sudah banyak memberi, dan merasa telah berbuat semaksimal mungkin kepada kerabatnya. Namun pernahkah kita bertanya, sudah bahagiakah sahabat kita? Kadang sering terlintas secara tidak sengaja dari ucapan kita, “kalo gak karena gw, gak bisa begitu dia”, “dulu susahnya sama gw tuh, sekarang aja udah kaya jadi lupa” dan ucapan ucapan yang lain yang secara tidak sengaja bermakna meminta kembali atas apa yang pernah kita beri.

Sudahkah kita maksimal dalam berbagi, sudah kah kita maksimal dalam memberi. Memberi itu tidak akan pernah membuat kita miskin atau rugi. Tidak akan pernah membuat kita menderita atau sengsara. Selagi masih ada kesempatan, berikanlah apa yang bisa kita berikan kepada siapapun mereka yang membutuhkan. Kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada kerabat, kepada alam, dan terutama kepada Allah.

Taburkan benih benih kebaikan dan insya Allah kita akan menuai kebaikan. Percayalah. Yakinlah.

Mulai detik ini, saat ini. Berikan lah apa yang kita mampu kepada mereka yang membutuhkan. Baik harta, ilmu, perhatian, kekuatan, dan senyum. Dan janganlah berharap kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DAFTAR ISI